Sunday, October 23, 2011

Masa Lalu 1

Panas terik seakan membakar bumi almamater SMP Negeri, terasa panas membakar kulit seluruh warga baru SMP Negeri yang terlibat dalam rangkain upacara penerimaan siswa-siswi baru tahun ajaran 2005/2006. tak terkecuali mahluk mungil yang sedari tadi tampak sibuk menaik turunkan kunciran rambutnya yang hanya sebahu, bukan hanya dia saja yang terlihat gaduh diantara barisan-barisan yang tersususn rapi, Nia yang bergoyang-goyang tak beraturan karena kakinya yang tak kuat menahan berat badannya. penderitaan para siswa-siswa baru akan segera berakhir  begitu pembacaan sumpah sebagai siswa (pemabaca tau kan? itu lho sumpah yang dibacakan ketika kita masuk sekolah baru sebagai siswa baru, aku lupa namanya... he...he...he...). begitu sumpah dibacakan terdengar bersamaan seperti kor paduan suara  hembusan nafas lega dari semua siswa-siswi baru, aba-aba kembali kekelas telah diberikan oleh pemimpin upacara yang notabene paling kondang kerennya seantero SMP Negeri. EGP! yang penting masuk kelas dulu, mau ngadem hemat cerutuk Desi dalam hati, malas mendengarkan cerita tentang kekerenan dan kekondangan si pemimpin upacara. Nia yang merasa diacuhkan oleh sahabatnya (sahabat?) berlari-lari mencoba mengimbangi kecepatan berjalan Desi yang sangat cepat (jangan dianggap remeh ya... Desi ini walaupun memiliki kaki yang pendek namun kalo masalah jalan berjalan, dia jago lhooo....^^). "Yah....Des, deng..erin a..ku ngo..mong dong....", Nia terpatah-patah mengucapkannya karena pengaturan antara nafas yang terengah-engah dengan kata-kata yang dikeluarkannya tidak seimbang. akhirnya Desi menghentikan langkahnya (dibangku maksudnya) kemudian duduk, begitu punggungnya disentuh oleh sebuah benda yang mirip bolpoin (bukan mirip, emang itu bolpoin) langsung saja menengok dan tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "sori ya Ni, aku tadi bener-bener kepanasan, jadi gak dengerin ceritamu", Desi langsung aja nyerocos tanpa merasa bersalah (yaelaah... kan barusan udah minta maaf.. ckckck). "Iya gak pa-pa kok....", jawab Nia sok cuek, tapi begitu Desi memalingkan muka kedepan (bukan marah, tapikan masalahnya dia ama si Nia udah kelar, hoho...) tapi dasar si Nia, gak bisa kalo cuek gitu aja, apalagi kalo dia punya segudang cerita yang mesti di beritakan kepada teman akrabnya itu, Nia menarik lengan baju Desi, Desi yang merasa lengannya ditarik-tarik pasrah aja dan mengikuti arah tarikannya, yaitu kebelakang... (pembaca pasti bingung nih, orang di bangku kok ditarik-tarik? jadi gini nih, si Desi ini duduknya dibangku paling depan, terus si Nia ini duduknya dibangku yang tepat berada dibelakngnya Desi... paham?) begitu Desi menoleh kebelakang si Nia dengan semangat empat limanya langsung saja menceritakan tentang mas pemimpin upacara yang paling keren dan top banget (katanya....) "tau nggak...", Nia memulai cerita, "Nggak", dengan bloonnya Desi menimpali perkataan Nia, "ya iyalah kamu nggak tau, orang aku belum ngomong apa-apa", balas Nia, "udah buruan apa??", Desi nggak sabar. "Dia itu....tam...........". cekleek! kriit...! pintu ruang kelas dibuka, dan ternyata.... panjang umur banget si pemimpin upacara nih... belum juga selesai nggosipnya udah nongol duluan. Nia yang keputus kata-katanya gak marah-marah malah asyik ngelirik si pemimpin upacara, ihh...... memalukan banget dah tingkahnya, mesam-mesam... dasar sumeh, suwi-suwi ora mbeneh. "Ehm!...", weizzz....... pake acara testing suara, gaya banget tuh pemimpin upacara, "Selamat siang dan selamat datang di SMP Negeri", pemimpin upacara membuka pidatonya (pidato??? kok pidato, ngapain???) "KAKAK PERKENALAN....!!!!!!!!!!", tiba-tiba sebuah suara kecil dan terdengar sangat memekakan telinga, gimana nggak memekakkan telinga? orang yang teriak aja tepat di belakangnya Desi kok, siapa lagi kalo bukan si Nia. "Oke.. perkenalan.., nama saya Dani, saya kelas 8-4, sama kaya kalian, tapi bedanya kalian 7-4", "Oh......................................................... jadi namanya Dani ya... hehehe", celoteh Nia yang lagi kasmaran.. Sedangkan Desi, lebih tertarik dengan cowok jangkung yang berada di samping kanannya Dani, "Kak, yang lainnya gak perkenalan juga?", Desi memberanikan diri karena penasaran dengan nama asli cowok jangkung itu. "Baiklah, perkenalkan, nama saya Indra, dari kelas 8-4", ucap cowok jangkung, masih dengan senyumnya yang menawan. tak terasa, terlalu singkat perkenalan antar siswa-siswi baru.
 Seminggu kemudian
Baru Desi menyadari sesuatu yang berubah pada dirinya, perasaan dan semua pertanyaan-pertanyaan yang tak kunjung usai apabila tidak menemukan sosok itu, sosok yang selalu dicarinya dalam setiap jengkal langkahnya menyusuri SMP Negeri, Indra. baru pertama kali ini Desi merasakan dirinya menyukai seseorang yang bahkan ia sendiri tidak tau bagaimanakah Indra? siapakah Indra? apakah yang membuatnya begitu merindukan kehadiran sosok itu (mungkin dikehidupan yang dulu Indra dan Desi adalah sepasang suami-istri, terus sekarang mereka dilahirkan kembali dalam wujud, dan kondisi yang berbeda, macam reinkarnasi gitu deh...). Hingga pada suatu pagi yang cerah, kelas D menerima seorang murid baru yang bernama Ari (cewek), Ari adalah cewek yang paling dekat dengan Indra, Desi tidak mengetahui ada hubungan apa antara Ari dan Indra, hanya bisa berharap semoga tidak ada hubungan apa-apa antara mereka.

see u in the next story

No comments:

Post a Comment