Wednesday, January 25, 2012

Ini Bukan Judul Terakhir


Seperti halnya sebuah kisah, hidupku pun memiliki sebuah kisah pula.
Kisah ini dimulai ketika dia hadir dalam setiap mimpi indahku, yang membuat aku memikirkannya setiap kali aku terjaga, dia selalu membawa pikiranku melayang jauh ke dalam fantasi maya yang tercipta disetiap aku ingat dirinya. Aku merasa dia telah menyatu denganku, dia selalu menciptakan sebuah panggung opera dengan ratusan kupu-kupu yang membawaku terbang keatas, menggapai pelangi dan menciptakan warna-warni disetiap hariku bersamanya.
Namun ketika aku terbangun dari fantasi itu, aku merasa sangat kesepian, aku tau itu hanyalah khayalan konyol ku yang tidak mungkin menjadi nyata, aku merasa terperosok kedalam jurang tanpa pembatas, jurang yang tidak tau ujungnya, begitu dalam, gelap dan sunyi, hingga nyanyian binatang malampun tak mampu menembus kesunyian dan kekosongan ini. mungkin kata “si pungguk yang merindukan bulan” cocok untukku.
Sekolah ini telah aku tinggalkan enam tahun yang lalu, sekolah ini menjadi saksi bisu kesetiaanku pada cinta pertamaku, cinta pertama kepada Angga, kakak kelasku. Aku tau dia adalah seorang senior yang banyak dipuja kaum hawa, pantas juga seandainya aku tidak pernah terlihat olehnya, baginya aku hanyalah segelintir orang dari sekian ratus pengagumnya dan aku menyadari itu. Tapi dalam kisahku, aku memiliki judul yang akan selalu ku kenang, yaitu “ketika bintang mulai bersinar” bintang menggambarkan harapanku kepadanya, dimana siang itu ketika aku menginjakkan kaki di bumi almamater ini aku melihatnya, pada lingkaran yang sama, aku merasa detak jantungku berdegup lebih kencang, dan aku merasa berada di dalam fantasi itu lagi, namun kali ini, aku melihat jutaan bintang yang selalu menerangi langkahku, ketika dia mengucap ikrar dan memintaku menjadi permaisuri dihatinya. oh.. ini bukanlah judul terakhir dalam kisah cintaku bersamanya.

No comments:

Post a Comment