Friday, April 20, 2012

Kita dan Tuhan

lagu apa yang pas buat kamu saat ini??
tentunya hanya kamu yang tau :)

hari ini, Jumat, 20 April 2012
Mungkin ini hari pertama aku memulai kisah hidupku lagi, disini mungkin aku akan bercerita sedikit tentang debaran hati dan senyuman yang senantiasa tersungging di bibirku tatkala dia ada bersamaku.
Aku, tidak mengenal dia, aku tidak memahami dia. Dia, tidak bersinar dimata orang banyak, dia biasa saja, namun dia berhasil membuatku merasakan debaran yang tak menentu apabila aku berjumpa dengannya, bahkan wangi tubuhnya bisa membuatku sangat merindu. Aku sudah lama tidak merasakan rasa ini, rasa yang selalu membuatku gelisah sepanjang malam, tidur dengan penuh kegundahan, selalu berfikir tentang satu hal "dia".
Namun.. Tuhan tidak mengijikan kami bersama, menurutku kurang adil apabila hanya dengan perbedaan cara kami bertemu dengan Tuhan membuatku dan nya tidak bisa bersama. Tapi aku berfikir, bukankah aku terlalu egois untuk hal ini? mengapa aku menuntut Tuhan? bukankah Tuhan telah memberiku kesempurnaan hidup? mengapa aku malah membenci Tuhan? Oh Tuhan, aku benar merasa berdosa, untuk bersujud di hadapan-Mu pun aku malu. Mungkin jika memang benar Engkau tidak mengijinkan kami untuk bersama, maka ijinkan aku menyimpan kisah ini untukku sendiri. Semua aku serahkan kepada-Mu, apakah dia juga merasakan getaran yang sama denganku ataukah tidak, semua ini adalah rahasia-Mu :)

Thursday, January 26, 2012

Ketika Cinta Itu Datang Lagi


            Kisah ini dimulai ketika dia mengambil hati dan seluruh kehidupanku, dia telah mengisi penuh semua pikiranku, bayangnya selalu hadir dimanapun aku berada dan mengikuti setiap langkahku, sesungguhnya akupun merasa terganggu dengan kehadirannya, karena selama ini, dia hanya datang dan pergi, keluar masuk dan merusak pintu hatiku yang selalu terbuka untuknya, dia telah menghilangkan semua harapanku untuk menatap sosok selain dirinya, aku lelah untuk menunggunya, namun apa mau dikata? Dia telah menciptakan fakta yang merubah seluruh kehidupanku.
            Aku duduk di bangku ini, selama kurang lebih satu jam yang lalu hanya untuk merenungkan apa yang akan dia ucapkan, aku merasa ada hal yang begitu mendesak hingga dia merencanakan pertemuan ini, aku memutar kembali album yang dia berikan kepadaku, dan hatiku selalu bergetar ketika aku mendengarkan suaranya yang lembut mengalunkan musik-musik klasik ini, perlahan aku kembali terhanyut dengan ucapannya waktu itu “maukah kau menjadi pacarku?”, betapa bodohnya aku ketika aku menjawabnya “maaf, aku bisa menjalin hubungan yang lebih dengan seseorang ketika aku telah meninggalkan almamater ini”, betapa hatiku merasa sangat terharu ketika dengan sabar dia menjawab “akan aku tunggu kamu sampai kau siap”. Semuanya seperti mimpi ketika suara itu menyentuh gendang telingaku, dan betapa hancurnya aku ketika suatu hari aku mengirimkan sebuah pesan singkat untuknya dan balasan itu telah menghancurkan seluruh hidupku.
            Aku tertegun sejenak memandang sosok yang ada di depanku, aku melihat ada perubahan pada dirinya, matanya yang sayu, namun tetap memancarkan sinar itu, sinar yang selalu kurindukan, dan anganku semakin melayang ketika dia berucap “selama ini aku salah telah memilih banyak gadis yang aku rasa mereka pantas untukku, namun pada kenyataannya, mereka hanya mencintai hartaku, tanpa mencintaiku, dan aku rasa, kamulah seseorang yang pantas mengisi disetiap hariku, aku ingin melihatmu ketika aku terbangun dan aku ingin kamu ada disetiap aku membutuhkanmu, aku ingin kamu di hidupku, mungkin aku lancang mengatakan ini padamu, aku tau kamu menderita karena aku, aku menyadari itu dan aku sangat meminta maaf padamu, tapi aku sungguh mencintaimu, menikahlah denganku”, di berlutut di depanku, memberikan sebuah cincin yang Nampak kemilau di terpa cahaya mentari yang mulai kembali ke peraduan, aku tak bisa membalas kata-katanya, bagiku ini hanyalah sebuah mimpi, ilusi, namun aku tersadar ke dunia nyata ketika dia menyentuh tanganku dan memasukkan cincin itu ke jariku, aku hanya mengangguk dan terasa air mataku menetes membasahi pipiku. Terimakasih telah menghadirkannya kembali di kehidupanku.

Wednesday, January 25, 2012

Ini Bukan Judul Terakhir


Seperti halnya sebuah kisah, hidupku pun memiliki sebuah kisah pula.
Kisah ini dimulai ketika dia hadir dalam setiap mimpi indahku, yang membuat aku memikirkannya setiap kali aku terjaga, dia selalu membawa pikiranku melayang jauh ke dalam fantasi maya yang tercipta disetiap aku ingat dirinya. Aku merasa dia telah menyatu denganku, dia selalu menciptakan sebuah panggung opera dengan ratusan kupu-kupu yang membawaku terbang keatas, menggapai pelangi dan menciptakan warna-warni disetiap hariku bersamanya.
Namun ketika aku terbangun dari fantasi itu, aku merasa sangat kesepian, aku tau itu hanyalah khayalan konyol ku yang tidak mungkin menjadi nyata, aku merasa terperosok kedalam jurang tanpa pembatas, jurang yang tidak tau ujungnya, begitu dalam, gelap dan sunyi, hingga nyanyian binatang malampun tak mampu menembus kesunyian dan kekosongan ini. mungkin kata “si pungguk yang merindukan bulan” cocok untukku.
Sekolah ini telah aku tinggalkan enam tahun yang lalu, sekolah ini menjadi saksi bisu kesetiaanku pada cinta pertamaku, cinta pertama kepada Angga, kakak kelasku. Aku tau dia adalah seorang senior yang banyak dipuja kaum hawa, pantas juga seandainya aku tidak pernah terlihat olehnya, baginya aku hanyalah segelintir orang dari sekian ratus pengagumnya dan aku menyadari itu. Tapi dalam kisahku, aku memiliki judul yang akan selalu ku kenang, yaitu “ketika bintang mulai bersinar” bintang menggambarkan harapanku kepadanya, dimana siang itu ketika aku menginjakkan kaki di bumi almamater ini aku melihatnya, pada lingkaran yang sama, aku merasa detak jantungku berdegup lebih kencang, dan aku merasa berada di dalam fantasi itu lagi, namun kali ini, aku melihat jutaan bintang yang selalu menerangi langkahku, ketika dia mengucap ikrar dan memintaku menjadi permaisuri dihatinya. oh.. ini bukanlah judul terakhir dalam kisah cintaku bersamanya.

Bukan Judul Terakhir


Terkadang sebuah pertanyaan yang menusuk hatiku ketika dia berucap "apakah aku sudah membebaskan negeri ini?" dia adalah seorang pahlawan yang mungkin namanya tidak dikenang oleh sebagian besar masyarakat, bahkan siapa juga yang tau namanya. ketika orang-orang bertanya, darimanakah anda berasal, dia hanya tersenyum dan berkata "dari negeri yang dicintai banyak orang" tentu saja si penanya heran, bahkan mungkin ada yang menganggapnya gila, namun dia tidak perduli apa kata orang, pernah suatu hari dia melakonkan apa saja profesi orang yang di lihatnya, mulai dari buruh sampai pejabat tinggi negara, dan saat itu aku juga terhern, lalu kuputuskan untuk bertanya "kenapa anda melakukan itu?" lagi, dia tersenyum dan berkata "aku hanya ingin merasakan negeriku" dari situ, aku rasa aku telah mengambil sebuah kesimpulan, dimana dia ingin merasakan berbagai profesi yang ada di negeri ini, namun ternyata lebih dari itu, dia ingin merasakan menjadi mereka dengan seluruh kesusahpayahannya. 
Pernah suatu malam dia bertanya kepada saya, "apakah saya ini orang yang pantas hidup di negeri yang suci ini?" lalu aku menjawab "tentu saja anda pantas hidup di negeri ini, bukankah negeri ini milik semua orang?", dia tersenyum dan menjawab "anda benar, namun apakah pantas jika saya melakukan hal yang buruk namun tetap mendapat kebaikan dari negeri ini?", aku mengernyitkan dahi, aku bingung "maksud anda? kejahatan apa? dan apa kebaikan yang anda peroleh dari negeri ini?", lalu dengan senyumnya dia berlalu, sampai di ambang pintu dia berbalik dan berkata "berarti anda belum paham apa itu negeri" kemudian dia keluar dan menghilang ditelan gelapnya malam.
Aku masih bingung dengan kata-kata terakhirnya sebelum dia tidur disini, tubuhnya yang putih menonjolkan urat-urat nadinya yang kebiruan, garis-garis halus menghiasi wajahnya yang menua karena usia, lalu aku mengusap wajahnya, aku berbisik "maaf, diluar ada banyak tamu yang ingin bertemu" perlahan dia membuka matanya, menatapku sesaat kemudian bangun dan mengenakan peci usangnya "siapa?" tanyanya padaku, aku menjawab "tidak tau" lalu dia keluar, tubuhnya yang renta tidak mengurangi semangatnya yang tetap berkobar dalam jiwanya, tak lama setelah dia menemui tamunya dia duduk di bangku, sepertinya ada yang ingin di ucapkannya padaku, akupun duduk di depannya dan dia memulai "tadi yang datang adalah orang dari negeri ini mereka mengucapkan terima kasih kepada saya, namun saya sendiri bingung kenapa mereka berterimakasih kepada saya dan bukannya berterimakasih kepada negeri ini”, lalu dia menerawang jauh keluar, cukup lama ia terdiam, menatap kosong hamparan tanah yang membentang sepanjang jalan setapak. Jalan ini adalah satu-satunya jalan yang mengantarkan para tamu kerumah ini, jika ada seseorang telah melewati jalan setapak ini sudah bisa ditebak bahwa dia adalah tamu untuk rumah ini.
Dalam hati, aku masih menyimpan banyak pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang diucapkannya, tentang misteri dibalik semua tindakannya dan alasan mengapa dia melakukan hal yang tak lazim dilakukan oleh warga Negara biasa. Pernah suatu hari untuk membunuh rasa penasaranku, aku beranikan diri bertanya kepadanya, namun dia hanya tersenyum dan lagi-lagi, dia hanya akan menjawab “berarti anda belum paham tentang arti hidup dan arti Negeri, sekarang mengapakah anda dilahirkan di negeri ini? Mengapa anda tidak dilahirkan di negeri yang lain?” kemudian dia meninggalkanku dengan rasa pertanyaan baru, begitu seterusnya, setiap kali aku bertanya kepadanya dia akan berbalik dan menambahkan rentetan keingintahuanku yang tinggi tentang makna dari setiap tindakannya.
Belum sempat dia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang senantiasa memenuhi pikiranku, dia telah pergi, meninggalkan negeri yang sangat dicintainya, aku teringat kata-kata terakhirnya sebelum dia kembali, “aku pernah merasa sangat sendiri di negeri ini, dan aku pernah merasa sangat rindu dengan negeri ini, bahkan aku pernah merasa sangat damai dan tenang di negeri ini, kelak anda akan tau bagaimana rasanya berada dinegeri sendiri tanpa ada rasa takut, bagaimana jika aku terbuang dari negeri ini, pahamilah setiap langkah yang anda jalani”, kemudian selang beberapa setelah nasihatnya dia pergi meninggalkan negeri yang sangat di cintainya namun dia terlihat bahagia karena dia menyatu dengan negeri yang sangat di cintainya.
Lama aku berfikir tanpa menemukan titik terang atas semua pertanyaanku, hingga aku menemukan seorang sahabat yang sangat mirip dengannya, bahkan, dia dengan mudah menjawab pertanyaanku selama ini, aku berfikir, “mungkinkah dia adalah reinkarnasi dari dia yang sangat mencintai negeri ini? mungkin".
Hari ini, aku mengetahui satu hal lagi yaitu ada kisah baru dalam perjuangan ini dan oh... ini bukan judul terakhir untuk kisah perjuangannya semoga ada jutaan judul lagi.
Dari  aku yang selalu mengagumi sosok itu, sosok yang telah memberikan berjuta kebaikan dari negeri ini. Dan ucapan terimakasih karena telah menjadikan semangatmu yang agung sebagai panutanku, menjadinya indah dengan berguna bagi orang lain dan menjadikannya sempurna ketika bahagia datang dari orang  lain.


Tuesday, November 15, 2011

for my friends

Semua orang pasti punya temen yang bisa diajak kemana-mana, bermain bersama, berbagi bermacam-macam cerita, mulai dari yang sedih sampai yang bahagia, tempat kedua untuk bersandar setelah keluarga, tempat untuk mencurahkan segala emosi yang kita miliki. 


Namun dalam sebuah persahabatan bukan tidak mungkin terjadi perselisihan pendapat, kata-kata yang kurang berkenan dihati, gurauan yang menyakitkan, sampai dengan perkelahian, saling ancam dan saling melukai satu sama lain. Mungkin diantara pembaca pernah mengalaminya, sebuah konflik yang wajar dalam sebuah hubungan antar sesama, seperti perumpamaan "Lidah dan gigi yang bersama sepanjang hayatpun masih bisa saling melukai, apalagi sahabat yang tidak mesti selalu bersama sepanjang waktu", mungkin kata-kata ini bisa dijadikan sebuah instropeksi diri untuk malu akan apa yang terjadi diantara sesama manusia terutama sahabat, karena sebelum perselisihan pasti ada masa yang indah.



Apakah sahabat? dan siapakah sahabat anda sebenarnya? apakah dia yang selalu bisa anda andalkan setiap hari? apakah dia yang selalu menurut pada anda? apakah dia yang rela mati untuk anda? Jika ya, pernahkah anda bertanya pada diri anda sendiri "apakah yang telah aku perbuat untuk sahabatku?", mungkin diantara anda hanya 20% saja yang bisa mengatakan "pernah" lalu yang 80%? tanyakan pada diri anda.

Sahabat, sebenarnya tidak ada penjelasan terperinci tentang arti kata sahabat, karena terlalu sulit untuk diungkapakan dengan kata-kata, sahabat.... semuanya terserah pada anda dalam mengartikan sahabat.

semua ini untuk sahabat-sahabatku.

Saturday, October 29, 2011

Agama Sumber Moral

"Keberadaan suatu bangsa ditentukan oleh akhlak. Jika akhlak mereka telah lenyap, akan lenyap pulalah bangsa itu." (Ahmad Syauqi Bek, penyair Mesir (w. 1868))

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya." (H.R Tirmidzi)

"Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong manusia kepada kebiadaban" (Prof. Dr. Alexis Carrel, sarjana Amerika penerima hadiah Nobel, 1948 (Idris, 1979))

"Sekurang-kurangnya kita boleh percaya bahwa agama yang benar ataupun salah, dengan ajarannya percaya kepada Tuhan dan kehidupan akhirat yang akan datang, secara keseluruhannya kalau tidak satu-satunya, merupakan dasar yang paling kuat bagi moral" (W.M Dixon dalam The Human Situation)

Thursday, October 27, 2011

Kehidupan Kuliah

Huhh............
ngomong-ngomong masalah kuliah... kok rasanya jadi gimana gitu ya??? apalagi yang gak pernah TA jadi doyan banget TA, semua karena "terpaksa", kelalaian karena tidak mengindahkan syarat nggak masuk kuliah...

TA alias Titip Absen, asyik kalo dosennya lagi asyik, hahahaha..... yang belum pernah nyoba, cobain aja! barang sekali dua kali... yang pentingkan dah pernah, buat kenang-kenangan masa "perjuangan" tapi jangan keterusan lho.... buat  hehehe....

Kenapa masa kuliah disebut masa "perjuangan"? karena kita sudah mulai dituntut buat mandiri, punya tanggungjawab penuh atas diri kita, makanya jangan sampai yang namanya "TA" tadi di budayakan... oke??? kasian orang tua kita yang ngebela-belain nyari duit dari pagi sampe malem cuma buat biaya kuliah kita, eh.... yang dibiayain malah TA mulu (sori ye buat yang sering TA, ini cuma buat bantu menyadarkan diri aja), nggak kasihan tuh?!

Be Te We, sori aja kalo nggak nyambung ma titlenya, biasa..... seperti yang kemarin aku bilang..aku lagi nggak ada ide buat nulis, tapi aku juga males di kost... hahahaha....